Tips dan Trik Pemasaran Hasil Pertanian
Berkaitan dengan kegiatan pemasaran, yang perlu dilakukan oleh
pengusaha agribisnis pertanian adalah memahami tentang studi pemasaran,
memperkirakan jumlah produksi, mempersiapkan produk, menentukan harga jual,
menentukan distribusi, dan menentukan kebijakan promosi.
1.Studi Pemasaran
Studi pemasaran ini mencakup aspek yang cukup luas, antara lain
studi pasar, studi mengenai produk yang dihasilkan, distribusi, konsumen, dan
promosi (jika perlu). Studi pemasaran dimaksudkan untuk mencari data-data
mengenai permintaan terhadap jenis komoditas agribisnis pertanian pada waktu
lalu, sekarang, dan yang akan datang.
2.Memperkirakan Jumlah
Produksi
Perkiraan jumlah produksi
berfungsi untuk mengetahui sejauh mana pelaksanaan pemasaran telah sesuai
dengan yang direncanakan. Pada umumnya permintaan terhadap produk usaha
agribisnis pertanian selalu mengalami pasang surut. Jika tidak diatasi dengan
usaha memperkirakan jumlah penjualan maka akan terjadi kelebihan produk yang
tidak bisa dilempar ke pasar. Atau, kalaupun bisa memasuki pasar maka harganya
akan turun jauh di bawah harga yang di inginkan.
3.Mempersiapkan Produk
Pengusaha harus benar-benar tahu produk seperti apa kualitas
produk yang diinginkan oleh konsumen. Untuk menghasilkan produk yang bisa
memenuhi keinginan konsumen, antara lain dapat ditempuh dengan cara:
§ menetapkan standar kualitas produk agribisnis
pertanian,
§ tidak mengandalkan satu jenis produk atau
komoditas agribisnis pertanian,
§ usahakan menggunakan kemasan spesial sehingga
menarik konsumen,
§ buat inovasi untuk mencoba membuat produk
olahan sehingga produk agribisnis pertanian bisa memiliki nilai tambah
4.Menentukan
Kebijakan Harga Jual
Harga jual akan sangat menentukan posisi pengusaha dalam
persaingan. Harga jual yang ditetapkan harus benar-benar dapat memberikan
kepuasan kepada konsumen di samping harus dapat memenuhi pencapaian tujuan
perusahaan. Memang pada kenyataannya harga jual komoditi agribisnis pertanian
sangat tidak menentu. Hal ini tentu saja akibat dari tidak adanya estimasi
produksi yang dilakukan oleh praktisi agribisnis pertanian karena memang daya
dukung sumber data untuk melakukan itu sangat tidak mewakili. Akan tetapi,
sebagai pelaku agribisnis yang maju, tentu saja segala upaya akan dilakukan
untuk membuat analisa pasar terhadap kebutuhan konsumen akan jenis produk
agribisnis. Selain itu perkiraan jumlah produksi secara nasional terhadap jenis
komoditi agribisnis pertanian juga perlu dilakukan. Dengan melakukan estimasi
produksi dan analisa kebutuhan konsumen tersebut, maka paling tidak pelaku
usaha agribisnis pertanian sudah berupaya untuk mengantisipasi resiko harga
jatuh pada saat panen. Sekalipun tingkat akurasi analisa pasar tersebut masih
sangat rendah. Dengan jam terbang yang tinggi, maka tingkat akurasi akan
semakin baik.