Banner 960 x 60px

 

Sabtu, 28 September 2019

Menuju Petani Yang Unggul, Mandiri Dan Berdaya Saing Berbasis Teknologi

0 komentar

Menuju Petani Yang Unggul, Mandiri Dan Berdaya Saing Berbasis Teknologi

Negara Indonesia merupakan negara agraris. Sebagian besar masyarakatnya bekerja di bidang sektor pertanian. Pekerjaan sebagai petani yang mengurusi kelangsungan hidup masyarakat suatu negara harusnya memiliki martabat yang tinggi dan bisa jadi berpenghasilan yang lebih besar dong ?. Ternyata anggapan itu hanyalah sebuah angan-angan normatif belaka. Fakta yang ada di lapangan justru berbanding sebaliknya.Yang dikenal sebagai petani adalah orang yang lanjut usia, kumel, bau, kotor, dan tidak berpendidikan. Mari kita tengok bagaimana keadaan petani di luar negeri. Sebagian besar petani yang ada di luar negeri atau di negara maju merupakan petani yang memiliki lahan sangat luas.


Pemerintahan setempat yang mencurahkan perhatian penuh kepada sektor pertanian karena menurut banyak negara maju, pangan dalam beberapa tahun ke depan akan menjadi masalah yang krusial dan bukan tidak mungkin akan menjadi rebutan bagi negara-negara di dunia.
Banyak masalah yang menjadi batu sandungan rakyat Indonesia dalam melebarkan sayap di bidang pertanian. Mulai dari bibit unggul dan pupuk bersubsidi yang susah didapatkan. Anggaran untuk pengadaan pupuk bersubsidi yang justru hilang tak berbekas dan kerap masuk ke dalam kantong yang salah. Pengadaan teknologi pertanian yang masih belum mengalami peningkatan sehingga dalam proses produksi pertanian kerap dirasa kurang efektif dan efisien. Kurangnya penyuluhan kepada sebagian besar petani Indonesia mengakibatkan hasil panen yang kerap tidak memuaskan.Baiklah pada kesempatan kali ini akan dijelaskan bagaimana tips dan trik untuk bisa berkarya menjadi petani sukses dan kaya serta melahirkan anggapan baru bahwa petani adalah penjaga pangan dan yang bertanggung jawab atas hidup dan matinya suatu negara. Untuk menuju petani yang unggul, mandiri dan berdaya saing berbasis teknologi ada 6 tips yang petani harus lakukan :

1.     Petani Harus Pandai Berinovasi



Inovasi dalam bentuk pembibitan maupun teknologi dalam berproduksi. Inovasi banyak yang telah diciptakan oleh beberapa petani kreatif atau bahkan juga sering diciptakan oleh mahasiswa di seluruh penjuru tanah air. Kendala yang ada yaitu, inovasi ini kurang tersampaikan pada petani di Indonesia sehingga adanya inovasi ini tidak memiliki pengaruh besar kepada nasib petani Indonesia.Adanya inovasi di bidang pertanian sebenarnya memiliki efek yang dapat meningkatkan hasil produksi dan membuat seluruh aktivitas pertanian di Indonsia lebih efektif dan efisien. Ketika kegiatan produksi pertanian ini dilakuka dengan efektif dan efisien, biaya yang dikeluarkan akan lebih sedikit namun didapatkan hasil yang memuaskan atau optimal.
Negara maju sebagian besar memiliki petani kreatif dan telah menciptakan berbagai inovasi terbaru di bidang pertanian yang berujung pada meningkatnya hasil panen sehingga kesejahteraan petani lebih baik. Seperti contoh di negara Jepang, adanya helikopter mini untuk menyebarkan pupuk, tanpa mengeluarkan tenaga berlebih, dalam waktu hitungan menit pupuk bisa tersebar ke segala penjuru lahan.


2.     Bergabung Dengan Koperasi

Permasalahan krusial yang sudah biasa dialami oleh petani Indonesia adalah dipermainkan oleh tengkulak. Ketika panen raya tiba, banyak petani di Indonesia yang menjual hasil panen pada pengepul atau tengkulak. Karena menjual secara individu dan hampir sebagian besar memiliki jenis atau komoditas yang sama mengakibatkan tengkulak bertindak semena-mena. Mereka dengan sengaja membeli dengan harga murah.Petani Indonesia yang kebanyakan kurang mengetahui kabar pasar dengan mudahnya masuk dalam permainan tengkulak. Dari kejadian ini petani mendapatkan harga jual yang relatif rendah dan banyak kasus diantara mereka mengalami kerugian karena biaya produksi yang tidak sebanding dengan hasil panen. Koperasi adalah jalan yang tepat untuk para petani agar bisa meningkatkan harga jual hasil panennya.Jika petani-petani membentuk satu kelompok dengan beranggotakan minimal 20 orang lalu menjual hasil panen mereka secara kolektif pastinya akan terkumpul dalam jumlah yang sangat besar. Nah disinilah para petani bisa bertindak sebagai price maker dan tingkat harga yang mereka dapatkan dapat lebih tinggi.



                                                

 Jalan yang lebih efektif yaitu dengan memotong rantai pemasaran. Para petani yang telah bergabung dalam suatu koperasi tidak harus menjual ke pengepul atau tengkulah, tetapi mereka langsung menjual ke pedagang besar. Nah disitulah harga yang mereka dapatkan jauh lebih tinggi dibanding dengan dijual ke tengkulak.Kesulitan modal memang sering dirasakan oleh petani kita. Lahan yang tidak seberapa tetapi harga pupuk dan input produksi yang semakin mahal membuat kegiatan pertanian menjadi lebih cepat ditinggalkan. Banyak dari kalangan petani yang meminjam uang untuk dijadikan modal pada tengkulak. Untuk nantinya ketika membayar pinjaman itu melalui pemotongan hasil jual panen mereka pada tengkulak.Hal ini membuat petani rugi dua kali. Dipotong dan dibeli dengan harga yang murah. Petani bisa meminjam modal pada suatu lembaga yang tidak memberikan bunga yang besar, semacam koperasi yang memang koperasi tersebut bergerak dengan azas kekeluargaan, bukan koperasi abal-abal yang bahkan memberikan bunga lebih besar daripada lembaga keuangan lainnya.


3. Memperluas Pasar




Pengetahuan tentang pasar sangat diperlukan bagi petani. Bagaimana cara mereka memasarkan produk mereka dan bagaimana fluktuasi harga yang terjadi. Supaya tidak terjebak dengan para oknum tertentu yang memberikan harga murah padahal harga yang sebenarnya lebih tinggi. Dengan perluasan pasar, membuat para petani bisa memperluas jaringan dan menawarkan serta mengenalkan produknya ke wilayah yang lebih luas. Pada zaman sekarang yang serba online, perluasan pasar juga semakin mudah dilakukan dengan cara bergabung ke marketplace dan komunitas agribisnis online. Dengan bergabung kita bisa menambah jaringan pasar kita sehingga semakin besar peluang agar produk kita terjual.


3.     Kualitas Produk Pertanian

Untuk menjadi petani yang sukses harus diawali dulu dengan hasil produk pertaniannya yang baik. Kualitas yang ditawarkan harus sesuai dengan harga yang diminta. Ukuran yang lebih besar, kuantitas dalam satu lahan yang lebih banyak, serta aspek-aspek lainnya yang mempengaruhi nilai jual suatu komoditas pertanian tertentu.






4.     Cerdas Mengambil Peluang

Kebiasaan yang sering dilakukan oleh petani Indonesia adalah sering seragam saat memulai musim pertanian. Ketika satu waktu ada yang menanam cabai karena harga mahal, hampir semua petani menanam cabai secara bersamaan. Ketika hari panen tiba, kuantitas cabai membludak dan berakibat pada jatuhnya harga. Belum lagi ketika dalam satu areal persawahan yang komoditas tanamannya sama dapat mempercepat penyebaran hama.Untuk menjadi petani yang sukses harus cerdas mengambil peluang. Berani beda dengan menanam komoditas yang diusahakan tidak terlalu banyak ditanam oleh petani lainnya dalam kurun waktu tersebut. Alhasil ketika panen kuantitas komoditas yang ditanam pun bisa mempertahankan harga dan mendapatkan harga yang relatif lebih tinggi karena jumlahnya yang memang tidak membludak.Selain itu, petani harus cerdas membaca permintaan di masa yang akan datang. Apa saja yang akan dibutuhkan oleh konsumen. Untuk selanjutnya supaya ketika panen tiba, komoditas yang dipunyai oleh petani bisa seluruhnya terjual dengan harga yang relatif tinggi karena memang sedang dibutuhkan oleh konsumen saat itu.
                                                    Penyuluhan pengambilan peluang


5.     Pintar Memahami Lingkungan

Untuk keahlian yang satu ini mungkin petani Indonesia sudah menguasainya. Dari nenek moyang dulu petani di Indonesia diakui sudah andai membaca ramalan cuaca dan mengkorelasikan tanaman apa yang harus mereka tanam untuk mengurangi kemungkinan gagal panen dan masalah lainnya






Tidaklah mudah mewujudkan kedaulatan pangan dan kesejahteraan petani yang merupakan cita-cita bangsa yang tidak dapat diganggu-gugat. untuk menciptakan kedaulatan pangan ini harus ada beberapa komponen yang dipenuhi dari dalam negeri. Produksi, konsumsi, distribusi, dan akses pasar adalah komponennya.Setelah ini dipenuhi, maka kesejahteraan petani secara langsung akan meningkat.Pelaku utama yang menjadi kunci untuk menciptakan cita-cita tersebut adalah petani. Tetapi sayangnya untuk saat ini menjadi petani bukanlah cita-cita para generasi muda di Indonesia. Gambaran yang terpatri di benak kaum muda menjadi petani itu: miskin dan kotor. Makanya untuk menepis itu kita harus mengembangkan petani yang mandiri, profesional, dan berdaya saing dari generasi muda Indonesia.


   

Adapun cara untuk menuju petani unggul,mandiri dan berdaya saing yakni dengan memberikan mereka pelatihan dan keterampilan yang sesuai dengan minat serta kemampuannya. Jadi yang akan dilatihan bukan hanya teorinya saja, melainkan praktek langsung di lapangan dari proses hulu-hilirnya. Selain balai pelatihan untuk menciptakan pelaku pertanian yang mumpuni dan menciptakan regenerasi pertanian. "Jadi di sini generasi muda akan dibimbing, dikembangkan ilmunya dan setelah lulus diberi modal usaha untuk dapat berwirausaha di dunia pertanian. Ilmu yang didapat jadinya tidak sia-sia.


0 komentar:

Posting Komentar