Banner 960 x 60px

 

Sabtu, 28 September 2019

Memahami Dasar Dari Sistem Hidroponik

0 komentar

Memahami Dasar Dari Sistem Hidroponik







   Pada awalnya mendengar sistem hidroponik memang terlihat sangat rumit, tetapi setelah dipelajari ternyata sistem tanam ini sangat sederhana dan mudah untuk kita praktekkan. Pada sistem hidroponik ini dibagi menjadi 6 sistem yaitu :

·         Sistem Hidroponik Drip (tanpa pemulihan dan pemulihan)
·         Sistem Hidroponik Wick  (sistem sumbu)
·         Sistem Hidroponik Water Culture (kultur air)
·         Sistem Hidroponik Ebb – Flow (Membanjiri dan menguras)
·         Sistem Hidroponik NFT (Nutrient Film Technique)
·         Sistem Hidroponik Aeroponics






Untuk keenam sistem hidroponik yang di sebutkan tadi hanyalan cara untuk mempraktekannya saja.Dari ke enam jenis sistem hidroponik di atas pada dasarnya hidroponik itu didasarkan pada ke enam sistem tersebut, Anda pun dapan mengombinasikan beberapa sistem tergantung pada kreatifitas Anda sendiri, yang harus dipahami adalah dalam sistem hidroponik akar membutuhkan nutrisi,air atau kelembaban dan oksigen. Jika Anda sudah memahami tiga hal tersebut maka Anda dapat menggabungkan cara-cara tanam hidroponik.

Dalam membuat sistem tanam hidroponik pertama yang perlu dipertimbangkan adalah tentang jenis tanaman apa yang akan Anda tanam, lalu lahan atau ruangan yang akan Anda tempati untuk menanam setelah itu Anda tentukan media apa yang akan Anda gunakan, setelah itu Anda siapkan kebutuhan apa saja yang akan digunakan pada sistem yang akan memenuhi kebutuhan tanaman, misalnya seperti ukuran pada tanaman, ukuran pada akar, dari oksigen ke akar, banyaknya air dan sebagainya. Biasanya untuk satu jenis tanaman dapat cocok pada satu jenis sistem hidroponik dan tidak cocok untuk jenis tanaman yang lain.

Perlu diingat saat Anda merancang, membeli dan saat mambangun sistem hidroponik yaitu yang pertama Anda perlu di pertimbangkan sistem yang akan Anda buat tidak hanya digunakan untuk sekali saja, pertimbangkan tentang keawetan bahan dan sebagainya.di sini saya akan membahas salah satu diantara keenam sistem hidroponik tersebut yaitu:


A.Water Culture System



Water Culture System adalah sistem hidroponik aktif paling sederhana karena hanya menggunakan prinsip penggenangan. Papan yang digunakan sebagai tempat (untuk menancapkan tanaman) biasanya terbuat dari styrofoam yang diapungkan langsung pada larutan nutrisi. Pompa air menyuplai udara ke airstone yang akan membuat gelembung-gelembung pada larutan nutrisi yang akan memberikan suplai oksigen pada akar tanaman.

Floating Hydroponic System (FHS) yang merupakan sistem hidroponik dengan cara diapungkan adalah suatu budidaya tanaman (khususnya sayuran) dengan cara menanamkan/menancapkan tanaman pada lubang styrofoam yang mengapung di atas permukaan larutan nutrisi dalam suatu bak penampung atau kolam sehingga akar tanaman terapung atau terendam dalam larutan nutrisi. Metode ini dikembangkan pertama kali oleh Jensen (1980) di arizona dan Massantini (1976) di Italia.

Pada sistem hidroponik ini larutan nutrisi tidak disirkulasikan, hanya dibiarkan pada bak penampung atau kolam dan dapat digunakan lagi dengan cara mengontrol kepekatan larutan dalam jangka waktu tertentu. Kontrol ini perlu dilakukan karena dalam jangka waktu yang cukup lama akan terjadi pengkristalan dan pegendapan larutan nutrisi (pupuk cair) dalam dasar kolam yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman.





Sistem hidroponik ini mempunyai karakteristik seperti terisolasinya lingkungan perakaran yang mengakibatkan fluktuasi suhu larutan lebih rendah. Selain itu, sistem hidroponik ini dapat digunakan untuk daerah dengan sumber energi listrik yang terbatas karena energi listrik yang dibutuhkan tidak terlalu besar, mungkin hanya dibutuhkan untuk mengalirkan serta pengadukan larutan nutrisi.





Cara budidaya tanaman dengan sistem hidroponik Water Culture:
– Tanaman ditancapkan pada lubang dalam styrofoam dengan bantuan busa atau media lain agar tanaman tetap tegak.
– Jika dibutuhkan, dapat ditambahkan penyangga tanaman dengan tali.
– Styrofoam dapat dilapisi dengan plastik mulsa agar tahan lama.
– Bak penampung biasanya mempunyai kedalaman antara 10 – 20 cm dengan kedalaman larutan nutrisi antara 6 – 10 cm agar oksigen dalam udara masih terdapat di bawah permukaan Styrofoam
Alat-alat yang dibutuhkan:
– Styrofoam
– Busa atau media lain yang dapat digunakan untuk menegakkan tanaman
– Tali jika diperlukan
– Wadah air
Kelebihan Water Culture System:
– Tanaman mendapat suplai air dan nutrisi secara terus menerus
– Lebih menghemat air dan nutrisi
– Mempermudah perawatan karena tidak perlu melakukan penyiraman
– Biaya pembuatan cukup murah
Kekurangan Water Culture System:
– Oksigen akan susah didapatkan tanaman tanpa bantuan alat (aerator, airstone)
– Akar tanaman lebih rentan terhadap pembusukan


0 komentar:

Posting Komentar